SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan karakter dan keterampilan peserta didik melalui kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kali ini, tema kewirausahaan menjadi fokus utama dalam kegiatan yang dilaksanakan selama 10 hari, dari tanggal 17 hingga 26 Februari 2025.
Kegiatan diawali dengan pembentukan tim pelaksana dan koordinasi guru. Setiap wali kelas berperan sebagai koordinator projek di kelas masing-masing, sementara guru mata pelajaran mendampingi saat jadwal mengajar. Sinergi antara guru dan peserta didik menjadi pondasi utama dalam menyukseskan program ini.
Hari pertama, peserta didik menerima rundown kegiatan dan mulai menyusun perencanaan branding produk. Mereka ditantang untuk menggambar desain produk serta lapak penjualannya secara individu, sesuai imajinasi dan kreativitas masing-masing. Semua hasil desain dikumpulkan dan didokumentasikan sebagai bagian dari laporan P5.
Suasana semakin hidup saat sesi talk show yang menghadirkan fotografer profesional asal Grobogan, Pak Yono. Dalam paparannya, beliau membagikan kisah inspiratif tentang perjalanan membangun brand “Yon’s Studio Shooting” dari nol hingga dikenal luas. Peserta didik menyimak dengan antusias dan aktif bertanya selama sesi tanya jawab berlangsung.
“Awalnya saya fotografer amatir, tapi setelah mem-branding Yon’s Studio, saya mulai dikenal luas dan job pun berdatangan,” ujar Pak Yono dengan semangat, memotivasi siswa agar tidak takut bermimpi besar.
Menurut Pak Yono, branding bukan sekadar soal logo atau nama, tapi bagaimana membangun citra usaha agar menempel di ingatan konsumen. Menganalisa peluang, kekuatan produk, dan target pasar adalah langkah penting dalam membentuk branding yang kuat.
Ketua pelaksana P5, Jati Wasiso, menyampaikan apresiasi atas kerja sama semua pihak—guru, peserta didik, orang tua, hingga pemangku kebijakan. Ia berharap, melalui kegiatan ini peserta didik mendapat pengalaman langsung yang berguna untuk masa depan, terutama jika ingin terjun ke dunia usaha.
Sebagai lanjutan kegiatan, siswa diberi tugas melakukan wawancara dengan pelaku UMKM. Sebelumnya, mereka menyusun daftar pertanyaan yang relevan seputar perencanaan, proses produksi, promosi, hingga strategi branding. Kegiatan wawancara dilakukan sepulang sekolah, sehingga siswa dapat berinteraksi langsung dengan pelaku usaha dan menyerap ilmu dari sumber yang nyata.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Toroh, Dra. Sri Puji Astuti, M.M., mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini menjadi titik awal terbentuknya jiwa entrepreneur pada siswa. Menurutnya, pengalaman belajar langsung dari praktik lapangan sangat penting untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di dunia nyata.
“Tidak semua peserta didik akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Melalui P5 kewirausahaan, mereka mendapat bekal untuk bisa mandiri dan membuka usaha sendiri,” ungkapnya.
Branding menjadi salah satu keterampilan penting yang ditekankan dalam kegiatan ini. Karena dalam dunia usaha, produk yang bagus belum tentu dikenal jika tidak memiliki strategi branding yang tepat. Branding membantu produk tampil menonjol, dipercaya konsumen, dan lebih cepat berkembang di pasar.
Kegiatan P5 tema kewirausahaan ini juga mendorong kolaborasi antarpeserta didik. Mereka bekerja sama membuat rencana bisnis kecil-kecilan yang akan dipresentasikan dalam gelar karya sebagai penutup kegiatan. Dari proses inilah nilai-nilai seperti kreativitas, tanggung jawab, kolaborasi, dan komunikasi terasah secara alami.
Melalui P5, siswa tidak hanya diajarkan konsep, tapi juga praktik nyata—mulai dari merancang produk, melakukan branding, hingga mengenal proses promosi secara langsung. Dengan pendekatan yang menyenangkan dan penuh tantangan, kegiatan ini sukses menghidupkan semangat belajar di luar kelas.
P5 kewirausahaan di SMA Negeri 1 Toroh menjadi contoh implementasi pendidikan karakter yang berpadu dengan keterampilan abad 21. Bukan hanya teori, tapi juga pengalaman yang menginspirasi.
